Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

Panglipuran #1

Ialah cinta sekepalan tanganku, hai lelaki kecilku, p injamkan nafas b agi segaris lurus hidup. Ialah mimpi terindah yang mewujud paripurna, hai lelaki kecilku, i alah bahagia y ang tak pernah sedemikian t ak terucapbahasakan. Jingga kelak mata a hari meski berderas hujan, p un purnama kelak rembulan meski bergelap gerhana. Seperti engkau yang sejuk air perigi, duh lelaki kecilku, s eperti engkau yang segar aroma tanah u sai hari hujan. Betapapun hidup ialah pasang tiada surut, b etapapun hidup ialah badai t iada pecah berderai ; y akinkan aku bahwa langit tak tergesa jatuh, ialah bening matamu , y a k inkan aku bahwa bumi belum waktunya b erderak retak. Bukan jarum infus pun pisau bedah, d uh lelaki kecilku, b ukan getir luka pun anyir darah, b ukan kesakitan yang mengiris hatiku tipistipis; t api tangismu, duh lelaki kecilku, a pi membakar hangus hidupku hingga ke tulang. Hidup pernah terdiam di malammalam sunyi, o h lelaki kecilku,